Skip to content

Logical Fallacy: Kekeliruan Relevansi

Published: at 08.42Edit artikel ini

Logical Fallacy: Kekeliruan Relevansi

Kekeliruan relevansi melibatkan argumen yang tidak ada hubungannya secara logis dengan masalah yang dibahas. Sering kali didasarkan pada faktor-faktor seperti emosi, opini populer, atau pengaruh.

Table of contents

Open Table of contents

Appeal to emotion

Seorang penjual mencoba menjual barang dagangannya kepada calon pembeli.

  • Pembeli: Saya nyari sepatu sekolah anak yang awet.
  • Penjual: Wah kebetulan, Bu! Ini saya punya barang baru datang. Produksi asli Brebes yang dibuat oleh warga Brebes yang terampil. Dengan membeli barang asli Brebes, artinya ibu mendukung karya anak bangsa dan membantu meningkatkan lapangan kerja!

Di sini, penjual menarik emosi pembeli dengan rasa nasionalisme dan kebanggaan sebagai warga Brebes. Hanya karena sepatu tersebut buatan orang Brebes, bukan berarti lebih awet dari sepatu buatan daerah lain. Penting untuk menjelaskan produk berdasarkan kualitas bahan, harga, atau faktor lain yang lebih relevan.

Ad hominem

Seorang murid protes kepada gurunya.

  • Murid: Lah kok nilai esai saya jelek? Saya udah nulis sesuai topik dan aturannya, lho!
  • Guru: Maaf, tapi bapak merasa kamu ngga serius ngerjainnya. Kamu sering telat dan becanda mulu tiap bapak menjelaskan materi.

Guru tersebut menyerang perilaku murid sehari-hari untuk meremehkan esai buatan muridnya. Guru menganggap si murid tidak serius dalam belajar sehingga esainya tidak layak mendapat nilai bagus.

Penting bagi guru untuk menilai esai muridnya berdasarkan kualitas dan kesesuaian pada instruksinya, bukan berdasarkan kehadiran dan perilaku murid. Perilaku murid tidak relevan dengan kualitas esai miliknya.

Appeal to force

Seorang ibu berbicara kepada anaknya.

  • Ibu: Kalo kamu ngga mau beresin kamar kamu, nanti ibu bilangin ke ayah biar kamu dimarahi dan ngga boleh main Mobil Wijen!

Alih-alih menjelaskan pentingnya memberesi kamar sendiri, sang ibu justru mengintimidasi si anak.

Appeal to inappropriate authority

Seorang pemuda memulai obrolan jam 12 malam.

  • Pemuda: Menurut gua ya, bumi ini bentuknya trapesium, lho. Buktinya, Ustadz Alpha kemarin di kajiannya bilang bahwa NASA sudah menyebarkan hoax dan sebenarnya bentuk bumi itu trapesium. Kalian tau sendiri kan kalo Ustadz Alpha lulusan terbaik Universitas Sigma.

Dalam skenario ini, si pemuda percaya bahwa bumi itu trapesium setelah mendengar kajian seorang ustadz lulusan terbaik universitas Sigma. Hanya karena dia ahli dalam suatu bidang (dalam hal ini agama) dan mendapat predikat “lulusan terbaik” bukan berarti ahli dalam bidang yang lain.

Appeal to the populace

Seorang calon gubernur menulis di Twitter.

Mayoritas rakyat setuju dengan gagasan saya dalam masalah ini. Rakyat sudah bersuara, dan kita harus mengikutinya! Bergabung bersama kami di sisi yang benar! #StandOnTheRightSide

Politisi tersebut menggunakan Appeal to the populace untuk menyatakan bahwa gagasannya benar untuk suatu masalah hanya karena didukung oleh mayoritas rakyat. Pihak yang menentangnya dianggap minoritas dan salah. Apa yang dia tulis gagal dalam memberikan alasan logis kenapa kita harus mendukung gagasan tersebut.

Straw man

Dua orang sedang berdebat perihal pendidikan.

  • Fulana: Kita ini kudu bisa memanfaatkan AI di bidang pendidikan. Itu akan sangat memudahkan dalam proses belajar mengajar.
  • Fulan: Ngawur. Jadi, kamu mau bilang bahwa kita bisa mengandalkan robot untuk menggantikan guru? Terus gimana dengan keterampilan sosial dan dukungan emosional yang hanya bisa diberikan manusia?

Dalam perdebatan di atas, Fulan membuat straw man dari argumen Fulana dengan menyebutkan bahwa guru secara keseluruhan digantikan oleh robot/AI, sehingga Fulan dapat membantah argumen Fulana dan menunjukan bahwa argumennya lah yang masuk akal.

Red Herring

Seseorang politisi menanggapi kritikan kepada pemerintah di Twitter.

Heran banget sama orang yang tiap hari bacotin pemerintah terkait hutang negara. Tapi lihat orang-orang model begitu. Mereka masih nikmatin subsidi; mereka menerima kalo diberi bantuan. Harusnya kita semua bersinergi demi kemajuan bangsa.

Dalam postingan ini si politisi menggunakan red herring untuk mengalihkan fokus argumen pada kritikan perihal hutang negara ke perilaku pengkritik yang masih menikmati subsidi dan bantuan dari pemerintah.


Artikel Sebelumnya
Perintah Dasar Linux
Artikel Selanjutnya
Logical Fallacy: Induksi Cacat